3 contoh Analisis In-Depth Reporting
Judul
: Solusi Ekonomi Biru Menuju Indonesia Emas 20245 (Sumber : kata.data.co.id)
Berdasarkan
in-depth reporting yang dilakukan oleh media online yaitu, kata.data.co.id
dengan judul “Solusi Ekonomi Biru Menuju
Indonesia Emas 2045” yang tulis oleh M. Riza Damanik, PhD pada tanggal 28
April 2023. Pada In-Depth Reporting ini membahas tentang ujian ekonomi
indonesia menuju pesta emas tahun 2045 mendatang. Gaya narasi dalam In-Depth
Reporting ini sangat menarik dan mudah di pahami, dimana menjelaskan secara
rinci terkait ekonomi biru untuk menumbuhkan kestabilan ekonomi di Indonesia menuju
pesta Emas Indonesia pada tahun 2045 nantinya. Dalam laporan in-depth reporting
ini mendenifisikan ekonomi biru sebagai aktivitas pemanfaatan sumberdaya
kelautan secara berkelanjutan untuk menumbuhkan ekonomi, meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan kesehatan ekosisitem. Namun di Indonesia sendiri
perteumbuhan ekonomi belum merata sama sekali bahkan angka kemisikian di
Indonesia sangatlah tinggi. Tingginya angka kemiskinan di daerah pesisir dan
keterbatasan infrastruktur. Salah satu contohnya itu, infrastruktur penyaluran
bahan bakar minyak untuk nelayan kecil dan tradisonal. Hal inilah pertumubuhan
ekonomi belum merata di Indonesia, di mana masyarkat yang tinggal di pesisir
pantai masih berjuang untuk hidup layak dengan hasil nelayan yang tidak seberapa
yang mereka dapat setiap harinya. . Keterbatasan infrastruktrulah yang
menyebabkan tingginya beban biaya produksi nelayan sekaligus melemahkan daya saing produk
perikanan nasional di pasar dunia.
Ada
pun urgensi isu dalam lopran in-depth ini yaitu angka kemiskian yang terjadi di
Indonesia terlebih khusus bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai. Yang
pertama, indikator Indeks Pembangunan Inklusif. Pada tahap ini, Indonesia hanya
memperoleh skor 0,25. Ini menjelaskan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya
pesisir dan laut belum sepenuhnya terdistribusi merata secara etnis, gender
maupuan antargenerasi. Hal ini yang menghambat pertumbuhan ekonomi bagi
mereka yang tinggal di pesisir pantai,
dimana mereka belum merasakan nikmatanya kehidupan mereka seperti yang
dirasakan oleh orang yang tinggal kota. Salah satanya juga kurang infastruktur
yang menghambat pertumbuhkan ekonomi di pesisir pantai, dimana akses jalannya yang
kurang memadai atau tidak layak untuk jalan. Permasalahan terkait Indeks Tata
Kelola (Govermance Index) meliputi
pengukuran sejumlah aspek penting terkait kebijakan dan kapasitas kelembagaan,
lingkungkan usaha, kualitas air, energi dan sumber daya alam. Indonesia
mendapat nilai 0,3 atau potensi mengalami masalah lingkungan derajat tinggi,
termasuk akibat pembuangan sampah plastik di laut. Hal ini juga membuat habitat
dan terumbu karang di laut akan mengalami kerusakan akibat membuang sampah
sembarangan di laut, seharusnya pemerintah mengedukasikan kepada masyarakat
betapa berbahanya membuat sampah di laut. Agar tidak terjadi punahnya terumbu
karang dan habitat laut.
Kebaruan
dalam pertumbuhan ekonomi ini puncaknya
nanti pada tahun 2029 hingga 2045 seluruh potensi ekonomi biru nasioanl sudah
dapat digerakakan secara mapan, inklusif dan berlanjutan. Hingga pertumbuhan
ekonomi jauh lebih baik dari tahun sebelumnya, dan tingkat kemiskinan pun
berkurang. Pada fase ini nanti akselerasi potensi ekonomi biru diharapkan sudah
berada di titik ideal antara pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan ekologi.
Keberhasilan mengakselerasi ekonomi biru telah menjadi solusi tantangan ekonomi
2023 dan menghantarkan Indonesia Emas 2045.
Desain
yang digunakan dalam menampilkan data sangat bagus serta pembaca melihatnya
mudah dipahami dan mengerti dari segi warna yang simple dan menarik para
penikmat pembaca berita in-depth reporting.
Judul
: Polusi Udara Jalur Tengkorak
Cilincing: Mata Perih, Dada Sesak (Sumber : tirto.id)
Berdasarkan In-Depth Reporting dari media online tirto.id
dengan judul “Polusi Udara Jalur
Tengkorak Cilincing: Mata Perih, Dada Sesak” yang tulis oleh Reja Hidayat
dan Riyan Setiawan pada tanggal 31 Desember 2022. Pada In-Depth Reporting
membahas tentang Emi seorang driver ojek online perempuan di Jalur Cilincing,
Jakarta Utara dan Sari seorang buruh perempuan yang bekerja di Kawasan Berikat
Nusantara Cakung, Jakarta Utara. Gaya narasi dalam in-depth reporting ini
sangat mudah di pahami dan mengerti oleh para pembaca. Dimana setiap kata
memiliki makna yang dalam bagi penikmat baca berita in-depth reporting.
Urgensi isu dalam in-depth ini menceritakan kualitas
udara di Jakarta yang sangat memperhatikan bagi masyarakat kecil, dengan adanya
populusi udara menyebabkan gangguan pada kesehatan mata, mengalami iritasi pada
kulit bahkan polusi udara ini menyebabkan keguguran pada ibu hamil. Dari isu
in-depth ini saya dapat memahami faktor yang menyebabkan polusi udara di
Jakarta kekurangnya kebersihan pada lingkungan sekitar, transportasi yang padat
serta pabrik yang banyak sehingga kualitas udara tidak baik untuk kesehatan
bagi masyarakat yang ada di Jakarta.
Kebaruan yang ada didalam In-Depth ini bagaimana polusi
udara itu dapat menebabkan gangguan pada kesehatan. Faktor utama yang
menyebabkan popusi yang kurang baik adalah banyaknya kendaraan sehingga
menghasilkan polutan karbon monosida dan mengakibatkan penyakit pada kulit dan
gangguan pada kesehatan mata karena banyanya debu yang hasilkan dari udara
transportasi.
Dalam berita In-Depth terdapat beragam narasumber yaitu
co-founder Nafas indonesia, analis kesehatan Vital Strategis, Kepala Suku Dinas
Lingkungan Hidup Jakarta Kota Administrasi Jakarta Utara, Acmad Hariadi, Egi
Ginajar Syuhada, Pieter Jakubowski dan Feni Fitriani.
Desain yang digunakan dalam In-Depth Reporting ini adalah
sangat menarik dan bagus serta menampilkan infografis data yang mengerti oleh
pembaca.
Judul : Garam Rakyat “Dirusak” PT Garam
(Sumber : MaduraIndept.com)
Berdasarkan In-Depth Reporting dari media
online MaduraIndept.com dengan judul “Garam
Rakyat “Dirusak” PT Garam” yang tulis oleh Agus Wedi pada tanggal 20 September 2020. In-Depth
Reporting ini membahas tentang sejumlah petambak garam berhenti memproduksi
garam dan berahli profesi, faktor penyebabnya persaingan pasar dengan PT Garam.
Gaya narasi dalam In-Depth sangat mudah dimengerti dengan bahasa indonesia yang
baku sehingga pembaca tidak bosan dengan tulisan yang tampilkan. Setiap kata
yang tulis dalam In-Depth memiliki makna yang dalam bagi pembaca, saya sebagai
pembaca sangat terharu sekali dengan kata-kata yang ditulis dalam In-Depth ini.
Urgensi isu
dalam laporan In-Depth ini harga garam yang anjlok yang membuat para petambak
menghentikan produksi garam karena bersaing dengan PT Garam. Dimana harga garam
sangat rendah dengan kisaran harga mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu
pert ton yang sangat jauh di bawah biaya produksi. Sehingga para petambak garam
harus bersaing dengan PT Garam, hadirnya PT Garam membuat petambak resah karena
harga garam tidak sesuai denga produksi yang dilakukan oleh petambak garam. Hal
inilah banyak petambak garam yang berahli profesi demi memenuhi kebutuhan
keluarga mereka setipa harinya.
Kebaruan yang
disampaikan dala isu ini adalah bagaimana PT Garam telah menjual hasil produksinya kepada salah satu
perusahaan pengolah garam dengan harga 350 ribu per ton. Hal ini yang menjadi
patokan atau pedoman perusahaan pengolah garam lainnya, sebagai pedoman bahwa
kalau garamnya PT Garam seperti itu maka jangan harap garam rakyat melebihi, yang
jelas dibawah itu. PT Garam diberi penyertaan modal negara sebesar 65 miliar
rupiah untuk pembuatan pabrik garam
Di dalam
isu ini narasumber yang diwawancari beragam dan memiliki kompeten masing-masing
H. Hafiuddin Warga Desa Aeng
Sareh, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Kabid Perikanan dan Budidaya Dinas Kelautan dan
Perikanan (DKP) Sampang, Mahfud, Ketua Forum Petani Garam Madura (FPGM)
Yanto, Humas PT Garam Sampang Miftah.
Desain dalam
laporan ini sangat menarik dan bagsu serta dimana menampilkan fakta dan data,
yang mudah dipahami oleh pembaca.
0 Response to "3 contoh Analisis In-Depth Reporting"
Post a Comment