Hot Posts

4/footer/recent

Comments

4/comments/show

Wisata Kampung Keramik Dinoyo, Hasilkan Belanja dan Edukasi

 

Salah satu pengrajin keramik Edi Sujarwo saat diwawancarai, di Jl. MT Haryono, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Sabtu, (10/5/2023) ( Foto: Paskal)

Bajovoice - Pesona Kampung Wisata Keramik Dinoyo sebagai sentra perajin sekaligus penjual keramik tak pernah pudar dimakan waktu. Wisata yang terletak di Jalan MT Haryono, Kelurahan Dinoyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, ini pesona yang mampu menarik perhatian wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut.

Salah satu pengrajin keramik Edi Sujarwo mengungkapkan, pada tahun 1998, masyarakat merintis Kampung Wisata Keramik Dinoyo atas instruksi pemerintah secara bersama-sama sebagai tempat wisata dan edukasi bagi pengunjung baik dari dalam maupun luar Kota Malang.

Pada tahun 2000-an jumlah pengrajin keramik di Malang Raya mencapai 300 orang. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah pengrajin keramik saat ini hanya ada 6 orang di tahun 2023.

“Wisata kampung keramik ini dibuka pada tahun 1998, itu atas instruksi pemerintah secara bersama-sama sebagai tempat wisata dan edukasi bagi pengunjung baik dari dalam Kota maupun luar Kota Malang,” ungkapnya pada Kamis, (10/5/2023)

“Pada tahun 2000-an itu jumlah pengrajin keramik di Malang Raya mencapai 300 orang. Seiring berjalannya waktu dan munculnya pandemi mengakibatkan jumlah pengrajin keramik berkurang, dan hanya ada 6 orang di tahun 2023," lanjutnya.

Ia juga menambahkan proses pembuat keramik itu berasal dari tanah gelembung setelah itu dikasih bumbu lalu dicetak sesuai dengan alat cetaknya seperti vas bunga, gelas, piring dan sendok.

“Proses pembuat kerajinan keramik itu berasal dari tanah gelembung yang berasal dari kalimatan, lalu diberi bumbu paad tanahnya, kemudian dicetak sesuai dengan alat cetaknya seperti vas bunga, gelas, cangkir, piring dan sendok. Untuk satu hari itu saya produksi sampai 20-an dari setiap alat percetakan yang ada di sini,” tambahnya.

"Untuk pembuatan keramik itu butuh waktu 5 jam dalam satu cetakan, serta dalam pembakaran keramik yang kering itu butuh waktu 8 jam dengan suhu api tinggi," tandasnya.

Edi juga menjelaskan hasil dari keramik tersebut akan dijual dengan kisaran harga mulai Rp 5-75 ribu. Untuk yang harga Rp 5 ribu cangkir kecil dan pot bunga sedangkan untuk harga Rp 75 ribu lampu tidur.

“Kalau keramik ini saya akan jual dengan kisaran harga mulai dari Rp 5-75 ribu. Untuk harga yang paling murah itu cangkir kecil dan pot bunga dengan harga Rp 5 ribu, yang paling mahal itu lampu tidur dengan harga Rp 75 ribu,” jelasnya.

Ia juga menerangkan membuka jadwal praktek bagi orang berminat membuat kerajinan keramik dengan mendaftar Rp 50 ribu dan jadwal prakteknya mulai dari hari seninsampai jumat, serta membuka pengrajin gratis dengan membeli tanah gelembung Rp 15 ribu di jadwalkan pada hari minggu.

“Saya juga membuka jadwal praktek pengrajin dengan uang daftar Rp 50 ribu itu termasuk dengan tanah gelembungnya, untuk jadwalnya,mulai dari hari senin-jumat. Saya juga membuka praktek gratis dengan membeli tanah gelembung Rp 15 ribu untuk jadwalnya pada hari minggu,” pungkasnya.

"Kalau pembuatan keramik itu buka setiap hari mulai dari jam 08.00-17.00, jika ada pengunjung yang datang untuk melihat pembuatan keramik saya akan menunjukkan hasil karya keramik yang saya buat sendiri," tutupnya.


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Wisata Kampung Keramik Dinoyo, Hasilkan Belanja dan Edukasi"

Post a Comment